Senin, 24 Februari 2014

SESAJI DAN SIHIR

SESAJI DAN SIHIR menurut wejangan Rekso jiwo
Sesaji untuk upacara adat maupun keagamaan merupakan simbol penyatuan diri dengan alam serta tuhan.
kesadaran tinggi dengan mempersembahkan apa yang dimiliki kepeda tuhan,berbagai bentuk ungkapan syukur,
tumbuhan,buah,bahkan hewan air tawar digunakan,otomatis akan timbul kesadaran untuk mengusahakan dan menjaga alam semesta
Namun banyak yang tidak menyadari bahwa simbol sesaji yang beraneka ragam ini merupakan ajaran keselarasan atau keseimbangan,antara manusianya dengan manusia,manusia dengan alam, dan manusia dengan tuhan.
karena sudah menjadi tradisi turun temurun akhirnya dipaksakan mengunakannya tanpa memahami maknanya padahal kondisinya dalam kesusahan
tuhan tidak menyukai hal yang berlebihan,terkecuali karena kefahaman dan keiklasan manusia itu sendiri.

contoh salah satu makna sesaji :
wewangian,bunga menyan atau dupa:dudu opo opo ning iso gawe opo opo mergane gandane kang biso gawe khusuke doa
( bukan apa apa tapi bisa buat apa apa karena wanginya membuat khusuknya doa)
kelapa cengkir (kencenge pikir)
tebu (antepe kalbu)atau kemantapan hati
daun kelapa/janur (sejatine nur gusti allah),dll
sebenarnya semua mempunyai makna mendalam dan baik

 
sesaji dan sihir
sesaji dan sihir

BAU KEMENYAN DISUKAI NABI

Sering kali kita jumpai pembakaran kemenyan di tempat-tempat tertentu (misalnya makam para wali). Dan juga sering dijumpai pada acara-acara tertentu (seperti doa sedekah bumi) yang dilakukan secara islami dengan menggunakan BAHASA ARAB.Bagi sebagian warga bau kemenyan d
harum ruangan, dan ada pula yang merasa terganggu dengan bau kemenyan. Bagaimanakah sebenarnya hukum menggunkan kemenyan? Baik dalam kehidupan sosial bermasyarakat maupun dalam urusan beribadah?

Mengharumkan ruangan dengan membakar kemenyan, dupa, mustiki, setinggi kayu gaharu yang mampu membawa ketenangan suasana adalah suatu hal yang baik. Karena hal ini itba’ dengan Rasulullah saw. beliau sendiri sangat menyukai wangi-wangian, baik minyak wangi, bunga-bungaan ataupun pembakaran dupa. Hal ini turun temurun diwariskan oleh beliau kepada sahabat dan tabi’in. Hingga sekarang banyak sekali penjual minyak wangi dan juga kayu gaharu, serta dupa-dupaan di sekitar MASJIDIL NABAWI dan Masjidil Haram.

Beberapa hadits menerangkan tindakan sahabat yang menunjukkan kegemaran mereka terhadap wangi-wangian hal ini ditunjukkan dengan hadits:

اذا جمرتم الميت فأوتروا

Artinya: Apabila kamu mengukup mayyit, maka
ganjilkanlah (HR. Ibnu Hibban dan Alhakim)

Addailami juga menerangkan

جمروا كفن الميت

Artinya: Ukuplah olehmu kafan maayit

Dan Ahmad juga meriwayatkan:

اذا اجمرتم الميت فاجمرواه ثلاثا

Artinya: Apabila kamu mengukup mayyit, maka ukuplah tiga kali

Bahkan beberapa sahabat berwasiat agar kain kafan mereka diukup

أوصى أبوسعيد وابن عمر وابن عباس رضي الله عنهم ان تجمر اكفنهم بالعود

Artinya: Abu Said, Ibnu Umar dan Ibnu Abbas ra. Berwasiat agar kain-kain kafan mereka diukup dengan kayu gaharu

Bahkan Rasulullah saw. pernah bersabda

جنبوا مساجدكم صبيانكم وخصومتكم وحدودكم وشراءكم وبيعكم جمروها يوم جمعكم واجعلوا على ابوابها مطاهركم (رواه الطبرانى)

Artinya; Jauhkanlah masjid-masjid kamu dari anak-anak kamu, dari pertengkaran kamu, pendarahan kamu dan jual beli kamu. Ukuplah masjid-masjid itu pada hari perhimpunan kamu dan jadikanlah pada pintu-pintunya itu alat-alat bersuci. (HR. Al-Thabrani).

Hadits-hadits di atas sebenarnya menunjukkan betapa wangi-wangian adalah sesuatu yang telah mentradisi di zaman Rasulullah saw dan juga para sahabat. Hanya saja media wangi-wangian itu bergeser bersamaan dengan perkembangan zaman dan teknlogi. Sehingga saat ini kita merasa aneh dengan wangi kemenyan dan dupa. Padahal keduanya merupakan pengharum ruangan andalan pada masanya.

Di satu sisi persinggungan dengan dunia pasar yang semakin bebas menyebabkan selera ‘wangi’ jadi bergeser. Yang harum dan yang wangi kini seolah hanya terdapat dalam parfum, bay fress dan fress room. Sedangkan bau kemenyan dan dupa malah diidentikkan dengan dunia klenik dan perdukunan.


Sihir merupakan perbuatan yang dilarang oleh agama,tapi taukah sebenarnya sihir itu?

Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab
itu janganlah kamu kafir. Maka mereka mempelajari sihir itu, mereka dapat
menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat(al-baqarah.102)

DEFINISI SIHIR
terdapat dalam saurat albaqoroh 102,yaitu mudharat dan tidak memberi manfaat.
MUDHARAT berarti membahayakan dan merugikan,sebagai contoh dapat menceraikan antara suami istri,dan ini merupakan salah satu dasar ilmu santet/tenung/teluh yang dapat melukai hati,melukai fisik bahkan membuat yang terkena meninggal dunia
dan tenung/teluh/teluh tidak akan dapat membahayakan dan merugikan kalau bukan kehendak ALLAH swt.


Marilah mendekatkan diri kepada Allah SWT  sehingga kita terhindar dari godaan dan gangguan SANTET atau teluh maupun tenung
nomer whatshap 089666616661 Ki Rekso Jiwo