Sembur suwuk adalah ungkapan jawa kuno yang mempunyai arti
semburan, Semprotan atau hembusan daya cipta batin melalui doa,sikap atau
tindakan agar apa yang diharapkan segera terlaksana atau tercapai.
pemahaman dan metode sembur suwuk dibabar Ki Rekso jiwo dalam sarasehan spiritual indonesia jatim dikota Malang yang dihadiri eyang ratih,mbak inda vineyyajana dan para spiritual dari berbagai daerah seindonesia.
Dalam seni karawitan atau gending gamelan,kata suwuk
berarti isyarat untuk berhenti di akhir gending,dalam seni karawitan atau
gending gamelan,istilah suwuk ada bermacam macam.
Suwuk gropak, merupakan isyarat untuk berhenti dengan irama yang cepat sekali,biasanya digunakan pada bentuk gending iringan wayang, bilamana mengiringi adegan raksasa
Suwuk madyo, yang merupakan isyarat untuk berhenti dengan irama gending yang sedang .
suwuk alus merupakan isyarat untuk berhenti dengan irama yang pelan.
suwuk lancar,suwuk dadi dan lain sebagainya,karena istilah suwuk disesuaikan dengan kebutuhan gending itu sendiri yang dipentaskan atau dibawakan penabuh gamelan
Sehingga sembur suwuk secara umum lebih berarti sebagai upaya menyelesaikan masalah dengan isyarat atau kekuatan daya cipta batin,karena banyak kasus masalah pada masalalu atau jaman dahulu,hingga jaman modern seperti sekarang ini,orang orang tua, orang yang dituakan dan dianggap tua pemahamannya, mengunakan doa serta gerak isyarat,dalam mengatasi masalah yang dihadapi orang lain yang membutuhkan bantuan
Suwuk gropak, merupakan isyarat untuk berhenti dengan irama yang cepat sekali,biasanya digunakan pada bentuk gending iringan wayang, bilamana mengiringi adegan raksasa
Suwuk madyo, yang merupakan isyarat untuk berhenti dengan irama gending yang sedang .
suwuk alus merupakan isyarat untuk berhenti dengan irama yang pelan.
suwuk lancar,suwuk dadi dan lain sebagainya,karena istilah suwuk disesuaikan dengan kebutuhan gending itu sendiri yang dipentaskan atau dibawakan penabuh gamelan
Sehingga sembur suwuk secara umum lebih berarti sebagai upaya menyelesaikan masalah dengan isyarat atau kekuatan daya cipta batin,karena banyak kasus masalah pada masalalu atau jaman dahulu,hingga jaman modern seperti sekarang ini,orang orang tua, orang yang dituakan dan dianggap tua pemahamannya, mengunakan doa serta gerak isyarat,dalam mengatasi masalah yang dihadapi orang lain yang membutuhkan bantuan
Metode tradisional atau spiritual tradisional
nusantara,khususnya jawa disebut dukun,sebuah kata yang sering dikonotasikan
negatif dengan menghubungkan sirik atau musrik,karena berhubungan dengan
sesuatu yang sulit dinalar oleh orang orang yang tidak memahami ajaran budaya
nusantara yang penuh filosofi pembelajaran hidup
Dukun yang berasal dari kata Dumadine soko tekun yang
jika diartikan adalah Terjadinya karena tekun,baik karena mempelajari psikologi
jawa atau kejawen maupun pengalaman hidup hingga usia tua.berdasarkan ilmu
titen atau niteni atau pengamatan yang dilakukan berulang ulang sesuai dengan
kenyataan yang ada,kemudian menyimpulkannya
Sehingga Dukun sebenarnya merupakan gelar terhormat untuk
seseorang yang pandai atau bijaksana,mempunyai banyak pengalaman dan pemahaman
hidup,sehingga mampu memberi solusi serta masukan yang baik guna menyelesaikan
masalah yang dihadapi seseorang
Oleh sebab itu metode dukun yang disebut sembur suwuk
diabadikan dalam pepatah atau peribahasa,Sembur sembur adus,siram siram bayem,yang
mana diartikan semoga apa yang diharapkan bersama segera terkabul
karena sembur suwuk merupakan solusi akhir atau pamungkas,setelah berbagai macam metode pengobatan telah dilakukan atau diupayakan tidak berhasil
Para orang tua,orang yang dituakan,sedangkan orang yang dianggap tua karena wawasan keilmuannya,tentunya sering kali dimintai pendapat atau dimintai doa restu atau sembur suwuknya dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan anak,keluarga,rumah,pekerjaan atau yang lainnya,agar apa yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik
Karena sebutan dukun,tidak banyak yang memahami maksutnya dan cenderung dikonotasikan negatif,sehingga para orang tua disebut Pinisepuh,orang tua yang dituakan disebut Sesepuh dan orang yang dianggap tua karena ilmu dan wawasannya disebut Ajisepuh untuk menghormati kiprahnya didalam lingkungan bermasyarakat
karena sembur suwuk merupakan solusi akhir atau pamungkas,setelah berbagai macam metode pengobatan telah dilakukan atau diupayakan tidak berhasil
Para orang tua,orang yang dituakan,sedangkan orang yang dianggap tua karena wawasan keilmuannya,tentunya sering kali dimintai pendapat atau dimintai doa restu atau sembur suwuknya dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan anak,keluarga,rumah,pekerjaan atau yang lainnya,agar apa yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik
Karena sebutan dukun,tidak banyak yang memahami maksutnya dan cenderung dikonotasikan negatif,sehingga para orang tua disebut Pinisepuh,orang tua yang dituakan disebut Sesepuh dan orang yang dianggap tua karena ilmu dan wawasannya disebut Ajisepuh untuk menghormati kiprahnya didalam lingkungan bermasyarakat
Ketidak fahaman dan kurangnya penjelasan yang menyebabkan
kearifan lokal budaya nusantara menjadi tergeser oleh budaya mancanegara,maka
sebagai kewajiban pelaku dan pembelajar budaya, melestarikan dan menjaga agar
budaya leluhur tidak hilang begitu saja
nomer whatshap 089666616661 Ki Rekso Jiwo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar