Selasa, 24 Juni 2014

kungkum dibengawan solo

Bengawan solo Ditahun 1997,Ki rekso jiwo muda yang masih duduk dibangku STM WARGA SURAKARTA,waktu itu teman teman seperguruannya tidak merasa puas dengan latihan yang diadakan perguruan yang hanya sekali setiap malam jumat,dan entah siapa yang memulai,sehingga semua kompak uintuk latihan bersama ditempat ki rekso,yang berada dipinggir sungai BENGAWAN SOLO
bengawan solo

          Padahal ki rekso sendiri masih merasa belum bisa apa apa karena tergolong masih setahun dalam belajar TENAGA DALAM diperguruan,namun rekan rekan merasa nyaman jika yang melatih ki rekso jiwo,berawal dari latian beberapa orang,akhirnya banyak yang penasaran melihat dan banyak yang tertarik untuk ikut latihan bersama

          Setiap latihan anggota semakin banyak yang akhirnya membuat orang orang yang dituakan dikampung menjadi iri,dan ada yang mengatakan bahwa "jika ki rekso jiwo benar benar bisa,maka dia pasti berani kungkum sendirian ditengah sungai bengawan"
memang kata kata itu tidak sampai langsung ketelinga,namun ada yang memberitahukan,dalam hati ki rekso bertanya pada diri apakah mampu,namun seakan kata kata itu dirasakan sangat pedas dan menjadikan CAMBUK SEMANGAT dihati

          Setelah mendengar hal itu,jam sebelas malam tanpa menunda ki rekso mencoba untuk memberanikan diri menyusuri jalan sepi ditepi bengawan,dibawah rimbunnya rumpun bambu,suara suara BINATANG MALAM menambah berdebarnya jantung,angin kencang meniup pepohonan dan suasana gelap membuat bulu kuduk merinding dengan terpaksa akhirnya dilalui walau hati diliputi ketakutan yang mendalam

          Rasa takut yang tertahan cukup lama menjadikan suasana berangsur angsur menjadi nyaman,hingga akhirnya tibalah di batu padas sungai,karena musim masih KEMARAU maka batu cadaspun banyak kelihatan,dan pada saat itu pas suasana terang bulan.
setelah suasana nyaman kemudian ki rekso jiwo mulai menanggalkan semua pakaian satu persatu hingga tanpa selembar bajupun menempel ditubuhnya,kemudian melangkahkan kaki ketengah sungai bengawan untuk berendam.

           Hari pertama ternyata sukses dilalui dengan nyaman berendam dibawah sinaran rembulan yang membawa kenyamanan dan ketentraman jiwa,dan setelah dirasa cukup kira kira satu jam berendam dan bermeditasi kemudian ki rekso mengakhiri ritual berendamnya ditengah sungai bengawan sendiri.
setelah mengenakan semua pakaiannya kemudian pulang dengan rasa yang LUAR BIASA.

           Setelah malam itu,ki rekso sangatlah antusias dalam MEDITASI diair sendiri ditengah sungai,dalam hatinya ternyata tak ada sesuatu yang menakutkan seperti yang dibayangkan,namun berbeda dengan hari hari sebelumnya,perjalanan dalam gelap merupakan hal biasa,kemudian disaat khusuk khusuknya bersemedi atau meditasi datanglah PENAMPAKAN dua pasang telapak kaki dari sebrang arah kanan atau sebelah barat sungai

           Sepasang telapak kaki yang lebarnya dua meter dan panjangnya empat meter,perlahan turun kesungai hendak menghampiri ki rekso,perlahan visualisasi,suara dan getaran goncangan bumi begitu amat terasa.dalam hati ki rekso tau bahwa kaki itu akan melumat menginjak dirinya,terdiam ada rasa takut,ada rasa penasaran,ada rasa kebimbangan kebingungan.

           Namun timbullah KESADARAN DALAM,dan bersuara dalam jiwa "Aku diam pasti mati,dan bila aku berlari aku juga akan mati,apa lagi bila aku teriak,menunjukan bahwa aku penakut dan akan ditertawakan banyak orang" kemudian " mati sekarang atau besok adalah sama,aku terima jika ini takdirku"
hal yang luar biasa yang membuat jiwa  bangkit dalam kepasrahan raga,sejengkal saat kaki raksasa hendak menginjak kepala.berubah menjadi ENERGI LISTRIK yang menyengat seluruh tubuh dengan sangat kuatnya.

           Sungguh pengalaman pertama yang luar biasa rasanya dan tak akan pernah terlupakan rasanya, sejenak setelah semua rasa nyaman,semedi atau meditasipun diakhiri dengan ucapan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa

nomer whatshap 089666616661 Ki Rekso Jiwo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar